Senin, 08 Mei 2017

Dasar Dari Perseptual

Pengertian Perseptual (Presepsi)

Persepsi merupakan fungsi dan cara seseorang memandang sesuatu. Menurut Gibson, persepsi adalah kemampuan seseorang dalam menggambarkan rangsangan atau obyek psikologis seperti gagasan, kejadian atau situasi tertentu yang ditangkap melalui panca indranya (melihat, mendengar, merasakan, meraba dan mencium) secara terpisah-pisah atau serentak sehingga didapatkan gambaran yang jelas atau respon seseorang tentang rangsangan yang diterimanya dan menjadi dasar perilaku seseorang.Hal ini dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus atau rangsangan menggerakkan indera. Jadi, segala sesuatu yang mempengaruhi persepsi seseorang maka akan mempengaruhi pula perilaku yang dipilihnya.

Persepsi ternyata banyak melibatkan kegiatan kognitif, orang telah menentukan apa yang telah akan diperhatikan. Setiap kali kita memusatkan perhatian lebih besar kemungkinan tak akan memperoleh makna darri apa yang kita tangkap, lalu menghubungkannya dengan pengaaman yang lalu, dan dikemudian hari akan diingat kembali.
Kesadaran juga mempengaruhi persepsi, bila kita dalam keadaan bahagia, maka pemandangan yang kita lihat akan sangat indah sekali. Tetapi sebaliknya, jika kita dalam keadaan murung, pemandangan yang indah yang kita lihat mungkin akan membuat kita merasa bosan, ingatan akan berperan juga dalam persepsi. Indra kita akan secara teratur akan menyimpan data yang kita terima, dalam rangka memberi arti. Orang cenderung terus- menerus untuk membanding-bandingkan penglihatan, suara dan penginderaan yang lainnya dengan ingatan pengalaman lalu yang mirip. Proses informasi juga mempunyai peran dala persepsi. Bahasa jelas dapat memengaruhi kognisi kita, memberika bentuk secara tidak langsung seorang mempersepsi dunianya.
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalamanyangadadankemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

Perkembangan Perseptual
Perkembangan perseptual merupakan suatu ketrampilan yang dipelajari, maka proses pengajaran dapat memberikan dampak langsung terhadap kecakapan perseptual. Namun perkembangan perseptual individu juga dipengaruhi faktor hereditas (keturunan) dan lingkungan.
Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami yakni:
1.      Sensasi
Sensasi adalah peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima. Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Maka dari itu, dalam sensasi terjadi deteksi informasi secara indrawi.
Misalnya, sensasi pengelihatan mendapatkan informasi berupa gambar yang kemudian diteruskan ke syaraf penglihatan.
2.      Persepsi
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
Misalnya, seorang anak yang mendapatkan informasi gambar lewat mata menjadi tahu kalu itu gambar binatang
3.      Atensi
Atensi mengacu kepada kemampuan untuk memilih atau menyaring persepsi. Dengan atensi, kesadaran seseorang bisa hanya tertuju pada satu objek dengan mengabaikan objek-objek lainnya.
Misalnya, karena anak tersebut melihat gambar binatang maka dia tidak melihat gambar yang lainnya dan hanya tertuju dengan satu objek.
Gibson (1990) mengemukakan ada serangkaian fase dalam perkembangan perseptual selama masa infancy (masa pertumbuhan). Fase ini bukan merupakan fase yang kaku karena fase-fase tersebut saling tumpang tindih dalam waktu dan situasi. Pada setiap fase ini, anak menggunakan kemampuan-kemampuan motor yang telah dimilikinya untuk mengeksplorasi lingkungan.
Dilihat dari keragaman indra penerima informasi, persepsi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.      Persepsi Visual
Persepsi visual adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan. Persepsi ini sangat mengutamakan peran indra penglihatan (mata) dalam proses perseptualnya. Dengan demikian proses perkembanganya tergantung pada fungsi indra mata.
Akomodasi adalah proses penyesuaian bentuk lensa mata terhadap objek yang dilihat sesuai dengan jarak yang penglihatanya. Bayi menunjukan respon akomodasi yang akurat pada usia 5-6 bulan.
Dilihat dari dimensinya, ada 6 jenis persepsi visual yang dapat dibedakan yakni:
b.      Persepsi Konstanitas Ukuran
Merupakan kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan mekipun jaraknya bervariasi. Secara lebih kompleks persepsi ini juga merupakan kemampuan untuk menimbangsecara ukuran objek yang berbeda dengan jarak pandang yang bervariasi pula. Misalnya, anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak.
c.       Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Persepsi ini meningkat pada usia 4-8 tahun.Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak.
Misalnya kemampuan anak dalam menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.
1)      Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau gambar dari keseluruhannya. Persepsi ini meningkat cepat pada anak usia 9 tahun.
2)      Persepsi Kedalaman
Merupakan kemampuan individu untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek. Perkembangannya dari bayi berumur 6 bulan dan mencapai kematangan pada 10 tahun.
Misalnya ketika Gibson mengembangkan suatu alat tes yang disebutVisual Cliff. Visual Cliff adalah instrumen untuk mengetes apakah “persepsi kedalaman” (depth perception) menjadi sifat yang melekat di dalam diri seorang bayi atau binatang. Caranya dengan menghadapkan bayi atau anak binatang pada satu situasi yang harus dilalui dengan merangkak ke arah pembuat eksperimen melewati satu lembar gelas kaca yang berat yang menjembatani satu jurang terjal atau jalan menurun tajam sekali. Apabila peresepsi kedalaman (depth perception) melekat pada bayi atau binatang tadi, subjek akan menolak melintasi gelas kaca tadi. Bila persepsi kedalaman itu belum melekat pada anak atau binatang percobaan itu maka tanpa ragu ia melintasi jurang terjal itu. Dalam percobaan Gibson, ia menyimpulkan bahwa 90% anak yang berumur 6 tahun ke atas tidak merangkak melewati jurang terjal itu. Indikasinya bahwa anak-anak pada umur 6 tahun ke atas sudah memiliki kemampuan persepsi kedalaman (depth perception).
3)      Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal dan mengukur dimensi ruang.
4)      Persepsi Gerakan
Persepsi gerakan melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan objek oleh mata.
5)      Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga.
Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu:
a)      Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya suatu sumber suara.
Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri, kalau di langit-langit ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut.
b)      Persepsi Perbedaan
Misalnya anak bisa membedakan suara ibunya, ayahnya, ataupun hal-hal lain di sekitarnya.
c)      Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan.
Misalnya kita perlu mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara gaduh yang datang dari luar kelas.

Kategori Tugas-tugas Perseptual

Ada lima kategori tugas perceptual, di antaranya:
1.      Deteksi: Laporan observer tentang kehadiran ataupun ketidakadanya stimulus. Contohnya suara panggilan HP, Kata yang tidak tepat dalam kalimat.
2.      Diskriminasi: Menunjuk pada perbedaan masing-masing stimulus. Contohnya membedakan antara kopi Curup dan kopi Aceh, membedakan dua anak kembar.
3.      Rekognisi: Sebuah tes stimulus tentang yang baru dan yang lama. Hal ini berbeda dengan diskriminasi. Contohnya pada ujian pilihan ganda, siswa diminta untuk menunjuk item yang dipikirkannya pada masa lalu atau pengalaman.
4.      Identifikasi: Lebih utama 1 langkah dari rekognisi. Yakni membutuhkan respon untuk yang dibuat terhadap stimulus. Contohnya memproduksi nama setiap foto pada saat pameran foto.
5.      Judgement: Yakni memberikan penilaian berdasarkan skala tertentu. Contohnya pada kontes kecantikan, juri diminta untuk memberi nilai yang didasarkan atas skala tertentu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar